Social Icons

Data

Senin, 21 Maret 2011

Fungsi Stetoskop

Kita semua acara televisi dan dokter terlihat nyata dengan mereka stetoskop menggantung di leher mereka. Kita tahu bahwa ketika kita memiliki fisik, mereka akan menempatkan ujung datar dingin stetoskop pada berbagai bagian tubuh kita. Apa yang kita mungkin tidak tahu apa yang mereka mendengarkan melalui earphone yang kecil.

Stetoskop memiliki banyak fungsi di bidang kesehatan dan merupakan alat yang sangat berguna untuk memiliki sekitar, jika Anda tahu apa yang Anda sedang mendengarkan, dan tempat ke tempat itu.

Memeriksa Tekanan Darah
1. Sementara memeriksa tekanan darah Anda, perawat akan menempatkan ujung stetoskop datar di bawah manset di tikungan lengan Anda sehingga ia dapat mendengar memompa darah melalui pembuluh darah Anda dan menghitung detak jantung. telinga manusia normal, tentu saja, tidak bisa mendengar ini, jadi stetoskop adalah alat yang sangat berharga untuk tugas ini.

Paru-paru
2. Dengan mendengarkan paru-paru Anda dengan stetoskop, dokter Anda dapat memberitahu jika Anda bernapas dengan jelas, apakah Anda sesak dan bahkan jika ada terlalu banyak cairan di paru-paru Anda. Sebagian besar dari kita yang menderita pilek kepala tidak menyadari betapa banyak cairan sinus kami mengalir sepanjang leher kita, menyebabkan kemacetan paru-paru.
Jantung
3. Sebuah stetoskop dapat digunakan untuk menemukan murmur jantung atau jantung berdetak tidak teratur. Ini berarti bahwa alat kecil ini adalah langkah pertama dalam mendeteksi dan memperbaiki kerusakan jantung. stetoskop dapat menyimpan, waktu, tenaga, stres dan uang dalam mencari masalah lebih mudah daripada tes lainnya.

Pemeriksaan prenatal
4. Seorang dokter tidak hanya bisa mendengar detak jantung bayi di dalam rahim dengan stetoskop, tetapi juga gerakan janin. Jadi stetoskop yang digunakan untuk memeriksa lebih dari tanda-tanda vital ibu selama pemeriksaan kehamilan.

Gangguan Perut
5. Sebuah stetoskop di tangan seorang praktisi medis yang berpengetahuan dapat digunakan untuk mendengarkan perut dan usus untuk mendiagnosis gangguan. Pencernaan suara, penyumbatan di mana tidak ada yang bergerak dan bahkan menggelegak asam dapat didengar melalui stetoskop.

Sumber :

Sejarah dan cara kerja Stetoskop

Mungkin tidak ada simbol kedokteran yang paling terkenal selain stetoskop. “Alat bantu pendengaran” yang sederhana ini memungkinkan dokter mendengar suara-suara yang berasal dari dalam tubuh, terutama jantung dan paru selain persendian serta arteri yang tersumbat secara parsial. Mendengarkan suara-suara ini dengan stetoskop disebut auskultasi berjarak (mediate auscultation), atau biasanya hanya auskultasi. Banyak suara dari daerah dada dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosis penyakit. Sebelum tahun 1818, satu-satunya metode yang ada untuk memeriksa dada adalah perabaan dengan tangan, perkusi, dan kadang-kadang, auskultasi dekat dengan telinga menempel ke dada.

Dalam A Treatise on the Diseases of the Chest and on Mediate Auscultation (1818), R. T. H. Laennec menjelaskan tujuan menempelkan telinga langsung ke dada: “tindakan ini selalu tidak menyenangkan, baik bagi dokter maupun pasien; pada wanita, tindakan ini tidak saja lancang, tetapi juga sulit diterapkan; dan bagi orang-orang yang berada di rumah sakit, tindakan ini menyebalkan.” Pada saat itu, dokter secara rutin melakukan kunjungan rumah dan mengobati hampir semua pasien di rumahnya. Hanya pasien amal yang pergi ke rumah sakit.

Laennec menggunakan metode auskultasi langsung sampai tahun 1816 saat ia sedang memeriksa seorang gadis dengan gejala umum sakit jantung. Karena pasien tersebut gemuk, muda, dan perempuan, maka ia merasa bahwa metode pemeriksaan yang lazim tersebut tidaklah pantas. Namun, ia ingat bahwa apabila salah satu ujung dari sepotong kayu digores dengan jarum, suara yang timbul akan dapat didengar dengan jelas jika ujung kayu yang lain ditempelkan ke telinga. Ia dengan segera menggulung beberapa lembar kertas membentuk silinder dan menempelkan salah satu ujungnya ke telinganya dan ujung yang lain ke dada di atas jantung gadis tersebut. Hasilnya sangat dramatis dan mendorong Laennec menyempurnakan alatnya. Akhirnya ia menciptakan suatu silinder kayu berongga dengan panjang 30 cm dan diameter bagian dalamnya sekitar 1 cm serta diameter bagian luarnya 4 cm. Ia menyebut alat ini sebagai stetoskop, yang berarti “melihat dada”. Dalam bukunya, ia melaporkan risetnya mengenai stetoskop dan interpretasinya tentang bunyi alami dan patologis dari paru, jantung, dan suara.

Stetoskop yang saat ini digunakan didasarkan pada karya asli Laennec. Bagian-bagian utama pada stetoskop modern adalah sungkup (bell), yang mungkin terbuka atau tertutup oleh membran tipis, dan earpieces.

Fungsi Stetoskop

Sungkup terbuka (open bell) berfungsi untuk menyesuaikan/menyamakan impedansi antara kulit dan udara. Bagian ini menghimpun suara dari daerah yang berkontak. Kulit pasien yang bersentuhan dengan sungkup terbuka berfungsi seperti diafragma. Kulit pasien memiliki frekuensi resonan alami yang efektif untuk menghantarkan bunyi jantung.

Frekuensi resonan ditentukan oleh diameter sungkup dan tekanan sungkup pada kulit. Semakin kencang kulit tertarik, semakin tinggi frekuensi resonan. Semakin besar diameter sungkup, semakin rendah frekuensi resonan kulit. Rentang suara yang diinginkan dapat diperluas dengan mengubah ukuran sungkup dan mengubah-ubah tekanan sungkup terbuka terhadap kulit (sehingga ketegangan pada kulit juga berbeda). Murmur jantung berfrekuensi rendah tidak akan terdengar apabila stetoskop terlalu kencang ditekan ke kulit.

Sungkup tertutup (closed bell) sebenarnya hanyalah sebuah sungkup yang memiliki diafragma dengan frekuensi resonan tertentu, biasanya tinggi, dan menghambat suara-suara berfrekuensi rendah. Frekuensi resonannya dikendalikan oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor yang mengatur frekuensi sungkup terbuka yang ditekankan ke kulit. Stetoskop sungkup tertutup terutama digunakan untuk mendengarkan bunyi paru yang frekuensinya lebih tinggi daripada bunyi jantung.

Apa bentuk sungkup yang terbaik? Karena kita menghadapi suatu sistem yang tertutup di salah sate ujung jauhnya oleh diafragma peka tekanan—gendang telinga—sebaiknya digunakan sungkup yang volumenya sekecil mungkin. Semakin kecil volume gas di dalam sungkup, semakin besar perubahan tekanan yang ditimbulkan oleh gerakan diafragma di ujung lonceng yang lain.

Volume selang juga harus kecil, dan seyogianya suara yang hilang akibat gesekan dengan dinding selang sedikit. Restriksi oleh volume yang kecil menunjukkan selang pendek berdiameter kecil, sedangkan restriksi oleh gesekan yang kecil menunjukkan selang berdiameter besar. Oleh karena itu, apabila diameter selang terlalu kecil, banyak suara yang akan hilang akibat gesekan. Apabila diameter terlalu besar, maka volume udara yang dipindahkan menjadi terlalu banyak. Pada keduanya, efisiensi berkurang. Di bawah sekitar 100 Hz, panjang selang tidak banyak memengaruhi efisiensi, tetapi• di atas frekuensi ini, efisiensi berkurang seiring dengan semakin panjangnya selang. Pada 200 Hz, perubahan selang dari panjang 7,5 cm menjadi 66 cm menyebabkan kehilangan 15 dB. Suatu keputusan yang disepakati adalah selang dengan panjang sekitar 25 cm dan berdiameter 0,3 cm.

Earpiece harus terpasang pas di telinga karena kebocoran udara mengurangi suara yang terdengar. Semakin rendah frekuensi, semakin bermakna kebocoran tersebut. Kebocoran juga menyebabkan suara bising di sekitar kita masuk ke telinga. Earpiece biasanya dirancang untuk mengikuti arah saluran telinga yang sedikit condong ke depan.

Sumber :
Artikel kesehatan

Pertolongan Persalinan dengan Versi Ekstraksi


Prinsip persalinan dengan versi ekstraksi adalah memutar janin dalam rahim sehingga menjadi kedudukan sungsang, selanjutnya menarik kakinya untuk dapat menolong persalinan. Dengan dua tindakan tersebut versi (memutar janin) dan ekstraksi (menarik keluar) sudah tentu bahayanya lebih besar bagi janin dan trauma persalinan untuk ibunya.

Pertolongan persalinan versi ekstraksi ini dilakukan pada letak lintang. Persalinan dengan versi ekstraksi sudah lama ditinggalkan karena bahayanya jauh lebih besar dengan angka kematian bayi yang tinggi dan trauma persalinan ibu yang berat. Sebagian besar pertolongan persalinan letak lintang diganti dengan melakukan seksio sesaria.

Sumber :

Apa itu Endometriosis?

Bila seorang wanita mengalami sedikit kram perut pada hari pertama, atau hari kedua, masa haidnya, sebenarnya hal itu dianggap masalah biasa, karena lebih dari separuh jumlah wanita mengalaminya. Setiap wanita akan mengalami sekitar 400 kali haid sejak pertama kali mereka mendapatkannya, atau akan mengalaminya selama 33 tahun dalam hidupnya menjelang menopause (masa berhenti haid). Kram sewaktu haid itu bisa berupa rasa nyeri di perut bagian bawah atau paha. Bahkan ada yang merasa mual, muntah, diare, dan sakit kepala.

Tetapi, sekitar 10% wanita yang menderita endometriosis mengalami rasa nyeri yang demikian hebat, sehingga perlu minum obat untuk dapat melakukan kegiatan rutinnya. Di antara mereka itu terdapat selebritis kondang, seperti Marilyn Monroe, Susan Sarandon, Louise Redknapp, Karen Duffy. Semua itu dimulai dari gangguan haid, yang terjadi entah mengapa, dan masih menjadi misteri bagi kalangan medis.

Endometriosis adalah kasus jaringan endometrium (lapisan dinding rahim) yang tumbuh di luar rahim (implan endometrium). Kata endometrium sendiri berasal dari bahasa Latin (Yunani) endo (di dalam) dan metra (rahim). Kasus endometriosis untuk pertama kali dilontarkan sekitar 300 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1696, oleh Sabiard. Namun, laporan berupa penjelasan resmi di kalangan medis, baru dilansir oleh Dr.Von Rokitansky pada tahun 1860. Meskipun demikian, sejarah mencatat bahwa implan yang tumbuh di tempat yang salah itulah, menurut laporan Dr. Sampson dari Albany Hospital New York, sebagai penyebab dari nyeri haid yang berlebihan, disertai dengan nyeri panggul, dan nyeri sewaktu berhubungan intim. Juga disebutnya sebagai penyebab infertilitas.

Dalam setiap siklus haid, endometrium menebal dengan tumbuhnya pembuluh darah dan jaringan untuk mempersiapkan diri menerima sel telur yang akan dilepaskan oleh indung telur. Rahim (uterus) dan indung telur (ovarium) terhubungkan dengan saluran telur, yang juga disebut sebagai tuba falopii (fallopian tube). Apabila telur yang sudah matang itu tidak dibuahi oleh sperma, maka lapisan dinding rahim tadi akan mengelupas pada akhir siklus. Lepasnya lapisan dinding rahim itulah yang disebut peristiwa haid. Keseluruhan proses itu diatur oleh hormon reproduksi, dan biasanya memerlukan waktu antara 28 sampai 30 hari, dan kembali lagi ke awal proses.

Jika tidak ada kelainan ginekologis, rasa nyeri tersebut adalah gejala dismenorea primer (dysmenorrhea primer) sebagai gejala biasa yang mungkin dialami setiap wanita pada masa pubernya. Meskipun terasa sakit, dismenorea primer tidak berbahaya. Rasa nyeri itu biasanya akan lenyap pada pertengahan usia 20-an atau paling lama setelah melahirkan. Kata dismenorea itu berasal dari bahasa Latin untuk menjelaskan adanya aliran bulanan yang terhambat.

Kondisi ini, biasa terjadi pada gadis remaja dan wanita muda, yang disebabkan karena dinding rahim lebih tebal dari biasanya, dan tingginya kadar prostaglandin, zat yang membuat otot-otot rahim berkontraksi lebih kuat untuk melepaskan lapisan dinding rahim yang tidak dipakai lagi. Prostaglandin adalah suatu zat kimia mirip hormon yang membantu mengaktiyasi sistem imun (kekebalan tubuh) dengan mengendalikan kerja fungsi peradangan (inflamatorik) untuk membuang jaringan yang rusak atau tidak dipakai lagi. Selain itu prostaglandin akan memberikan pesan pembersihan tersebut berupa rasa nyeri ke otak.

Yang perlu diwaspadai adalah dismenorea sekunder, yaitu rasa nyeri yang disebabkan oleh gangguan ginekologis, karena dapat menyebabkan gangguan tambahan masa haid yang berbahaya. Hal itu bisa disebabkan oleh banyak kemungkinan, yaitu karma gangguan endometriosis atau fibroid (suatu tumor jinak) pada dinding rahim, adanya kista atau tumor pada indung telur, penyakit radang pinggul, atau mungkin pula karena infeksi dari penyakit yang ditularkan akibat hubungan seksual.

Dalam kasus endometriosis, ada jaringan kecil endometrium yang diperkirakan berimigrasi ke luar rahim melalui saluran telur. Di tempat barunya itu, jaringan tersebut mengambang dengan bebas dan menempel (terplantasi) ke jaringan lain. Jaringan yang tumbuh menempel itu, atau disebut endometrium implan, bereaksi setiap bulan menanggapi hormon estrogen seolah-olah masih berada di dalam rahim, menebal dan mengelupas pula. Penampilan endometrium implan pun mirip dengan yang aslinya, berupa jaringan kantung berwarna cokelat (chocolate cysts)—disebut demikian karena mengandung cairan berwarna cokelat dari darah yang teroksidasi yang menyebar pada selaput perut (peritonium). Namun, dalam banyak kasus implan tersebut tidak berwarna sama sekali (nonpigmented endometrisis), yang dapat mengelabui pada waktu pembuangannya melalui pembedahan, karena dokter cenderung hanya membuang jaringan yang berwarna gelap (powder burn) saja.

Kumpulan baru jaringan yang terkelupas itu berbiak menciptakan implan baru, sehingga berkembang di antara organ panggul dan menempel bersama menjadi semakin besar. Namun, bila yang tumbuh di dalam rahim dapat mengelupas dan keluar bersama cairan haid, atau dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh, maka endometrium implan tidak punya jalan ke luar dan tetap tumbuh di tempat menyangkutnya semula.

Selain itu, jaringan endometrium yang hanyut ke mana-mana itu juga melekat pada organ-organ tertentu, misalnya pada indung telur, usus besar, atau kandung kemih, dengan akibat terjadinya jaringan parut yang mengerut. l’engerutan itu menyebabkan terjadinya gangguan fungsi pada organ-organ yang tertransplantasi tersebut.

Saat haid, darah ke luar sehingga membuat jaringan endometrium implan membengkak (radang) dengan disertai dengan rasa nyeri, dan gejala-gejala lain. Penderita akan mengeluh selama siklus haid, yang meningkat siksaannya menjadi semakin parah pada hari-hari terakhir masa haid. Mengapa terjadi rasa nyeri berlebihan dari endometriosis diungkapkan dari hasil penelitian, bahwa itu terjadi karena jaringan implan tersebut bereaksi terhadap rangsangan hormon estrogen, yang juga ikut pecah selama haid mengikuti endometrium yang asli di tempatnya semula (dinding rahim). Kondisi tersebut memicu respons sistem peradangan tubuh untuk mengaktifkan senyawa sitokin (cytokine) yang memberikan sinyal rasa nyeri tersebut. Namun, penderita endometriosis kadang ada yang mengalami nyeri yang hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa pun.

Jika pembengkakan itu terjadi di dalam pinggul di belakang rahim, seperti yang kadang-kadang terjadi, maka pada saat melakukan hubungan intim (seks) akan terasa sakit ketika terjadi penetrasi vagina yang dalam. Selain itu, karena darah dan jaringan kecil ini diserap oleh organ di sekitarnya. Proses itu dapat menyebabkan terjadinya penempelan antara sesama jaringan yang luka tersebut, atau menempel pada indung telur dan saluran indung telur. Bila terjadi penyumbatan saluran indung telur, dapat terjadi kemandulan.
 
Sumber :

Hormon-hormon reproduksi

Hormon-hormon reproduksi
a. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis estrogen tapi yang paling penting dalam reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dan lain-lain. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan serviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

b. Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesteron mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesteron terus dipertahankan selama tiga bulan di awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.

c. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh mus di otak. GNRH akan merangsang pelepasan F Stimulating Hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi maka estrogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, sebaliknya.

d. FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan hormon gonadotropoin yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan folikel. Folikel yang matang akan mengeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
Produksi hormon akan semakin menurun sering dengan bertambahnya usia. Hormon-hormon tersebut paling banyak dihasilkan selama masa produktif wanita, mulai dari usia di atas 14 tahun dan mulai menurun ketika memasuki usia 40 tahun, hingga wanita memasuki masa menopause.

Sumber :
Artikel Kesehatan

Kentut Vagina (flatus vaginalis)

Seorang laki-laki mungkin merasa malu punya penis yang bengkok atau bercak-bercak, tetapi bayangkan seorang perempuan yang vaginanya kentut! Tanda yang hanya sedikit dibahas ini—secara medis dikenal sebagai flatus vaginalis—sebenarnya lebih umum daripada yang Anda kira. Kenna vagina disebut “queer dan “vart” di Amerika Serikat dan “fanny fart” di Inggris dan Australia (di mana fanny lebih merujuk pada vulva seorang perempuan alih-alih pantatnya).

Kentut vagina biasanya tanda aktivitas seksual yang tidak berbahaya: gerakan menusuk saat terjadinya persetubuhan bisa memasukkan udara keluar-masuk vagina, sebagaimana pada seks oral. Tetapi berbagai olah tubuh, termasuk yoga, juga bisa menimbulkan bunyi yang memalukan ini.

TANDA PERINGATAN
Apabila seks oral menimbulkan kentut vagina, minta pasangan Anda segera menggantinya dengan sebuah teknik yang berbeda. Udara yang masuk ke vagina bisa menyebabkan embolisme udara, sebuah kondisi yang mengancam jiwa. Jika seorang perempuan sedang ham il, nyawa janin yang dikandungnya iuga bisa dalam bahaya.

Umumnya, kentut vagina tidak berbau. Namun, jika yang keluar bau kuat yang tidak enak, itu mungkin tanda peringatan adanya sebuah robekan antara vagina dan kolon (colovaginal fistula). Robekan-robekan ini—yang bisa terjadi saat melahirkan atau sebagai akibat penyakit crohn atau penyakit-penyakit gastrointestinal lainnya—bisa menimbulkan infeksi, dan juga masalah-masalah serius lainnya.

Sumber :

Leukorea (keputihan)

Alat kelamin wanita berhubungan langsung dengan dunia luar melalui liang sanggama, saluran mulut rahim, rongga/ruang rahim, saluran telur (tuba fallopii) yang bermuara di dalam ruang perut. Hubungan langsung ini memudahkan terjadi infeksi alat kelamin wanita terutama melalui huhungan seks yang tidak sehat, sehingga infeksi pada bagian luarnya secara berkelanjutan dapat berjalan menuju ruang perut dalam bentuk infeksi selaput dinding perut (peritonitis).

Diketahui bahwa sistem pertahanan dari alat kelamin wanita cukup baik yaitu mulai dari sistem asam-basanya. Pertahanan lain dengan pengeluaran lendir yang selalu mengalir ke arah luar menyebabkan bakteri dibuang dan dalam bentuk menstruasi. Sekali pun demikian sistem pertahanan ini cukup sehingga infeksi sering tidak dapat dibendung dan menjalar ke segala arah, menimbulkan infeksi mendadak dan menahun dengan berbagai keluhan. Salah satu keluhan klinis dari infeksi atau keadaan abnormal alat kelamin adalah “leukorea.”

Leukorea (keputihan) yaitu cairan putih pada wanita yang keluar dari liang sanggama secara berlebihan. Leukorea dapat dibedakan dalam beberapa jenis diantaranya leukorea normal (fisiologis) dan leukorea abnormal. Leukorea normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke-10-16 menstruasi, juga terjadi melalui rangsangan seksual. Leukorea abnormal dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang sanggama, mulut rahim, rahim dan jaringan penyangganya, dan pada infeksi penyakit hubungan kelamin).

Leukorea bukan penyakit tetapi gejala penyakit, sehingga sebab yang pasti perlu ditetapkan. Oleh karena itu untuk menentukan penyakit dilakukan berbagai pemeriksaan cairan yang keluar tersebut. Leukorea sebagai gejala penyakit dapat ditentukan melalui berbagai pertanyaan yang mencakup kapan dimulai, berapa jumlahnya, apa gejala penyertanya (gumpalan atau encer, ada luka di sekitar alat kelamin, pernah disertai darah, ada bau busuk, menggunakan AKDR), adakah demam, rasa nyeri di darah kemaluan. Dan untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan yang mencakup pemeriksaan fisik umum dan khusus, pemeriksaan laboratorium rutin, dan pemeriksaan terhadap leukorea. Pemeriksaan terhadap leukorea mencakup pewarnaan Gram (untuk infeksi bakteri), preparat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi jamur), kultur/pembiakan (menentukan jenis bakteri penyebab), dan Pap smear (untuk menentukan adanya sel ganas).

Pada wanita disarankan untuk tidak menganggap remeh atau biasa adanya pengeluaran cairan “leukorea” sehingga dianjurkan untuk pemeriksaan khusus atau rutin sehingga dapat menetapkan secara dini penyebab leukorea.

Sumber :

Akbid Yakahuma Banjarbaru

AKBID YAKAHUMA BANJARBARU


Suntikan epidural untuk persalinan normal tanpa rasa sakit

Menjelang akhir persalinan tahap pertama dan saat persalinan tahap kedua, umumnya bantuan lebih lanjut untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman adalah anestesi atau pembiusan. Pembiusan yang populer di Indonesia adalah epidural atau painless labour. Pembiusan ini memblok rasa sakit di rahim, leher rahim, dan bagian atas vagina. Meskipun demikian, otot panggul tetap dapat melakukan gerakan rotasi kepala bayi untuk keluar melalui jalan lahir Ibu tetap sadar dan bisa mengejan ketika diperlukan meskipun dibius.

Mekanisme kerja epidural sebagai berikut. Tulang punggung terdiri dari tulang belakang yang terpisah-pisah. Tulang belakang melindungi urat saraf tulang belakang yang membentang dari pinggul hingga ke pangkal leher. Urat saraf tulang belakang terdiri dari jutaan serabut saraf. Semuanya terhubung ke otak dan ke seluruh bagian tubuh dengan rute berbeda-beda. Secara fungsi, serabut saraf dibagi dua jenis, yaitu serabut urat saraf sensoris dan serabut urat saraf motoris. Serabut saraf sensoris berfungsi menyampaikan pesan, seperti rasa sakit, panas, dan dingin dari tubuh ke otak. Serabut saraf motoris bekerja sebaliknya, yaitu menyampaikan pesan dari otak ke bagian tubub, antara lain “menyuruh” tubuh bergerak atau berkontraksi.

Pada pembiusan epidural, bagian yang dibius atau diberi penawar sakit adalah urat saraf sensoris sehingga sakit saat kontraksi di rahim tidak sampai ke otak.
Akibatnya, ibu pun tidak merasakan sakit. Namun, pembiusan ini tidak boleh terkena urat saraf motoris sehingga otak tetap dapat “memerintahkan” otot-otot rahim berkontraksi.
Di punggung, urat saraf dikelilingi selubung berisi air yang disebut dura, Antara dura dengan tulang terdapat rongga yang dilalui serabut urat saraf menuju
dan dari berbagai bagian tubuh yang disebut epidura. Pembiusan dilakukan dengan memasukkan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui otot punggung ibu hingga ke epidura, dan dengan sangat hati-hati menarik ujung jarum hingga tabung polythene tertinggal di dalam rongga epidura. Sekarang, dokter dapat memberi pembiusan melalui tabung di dalarn rongga tersebut.
Pembiusan epidural harus dilakukan dokter spesialis anestesi. Ketika memasukkan jarum suntik, ibu diminta menekuk seperti posisi bayi dalam perut. Setelah itu harus diawasi karena dapat mengalami efek samping, seperti mual, kejang, dingin, sakit kepala, hingga penurunan tekanan darah sampai titik sangat rendah yang tentu tidak baik bagi ibu maupun janin.

Untuk mengatasi penurunan tekanan darah, kadang dokter menyertai pembiusan epidural dengan suntikan 500 ml cairan ke pembuluh darah sebelum pembiusan.
Selain itu, karena tidak merasakan sekit akibat suntikan epidural, mungkin ibu menjadi sulit untuk membantu kelahiran bam dengan mengandalkan otot perutnya dan menderong ketika terjadi kontraksi rahim.
Hal ini menyebahkan persalinan tahap kedua lebih lama dibanding ibu yang tidak mendapat epidural. Ada kemungkinan, bayi dikeluarkan dengan bantuan forsep atau vacum.
Dari penelitian yang dilakukan pada bayi baru lahir alami atau per vagina dengan ibu yang menggunakan metode ini, tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada nilai APGAR pertama dan kelima antara bayi studi dengan bayi kontrol. Selain itu, tidak didapatkan perbedaan kejadian bayi kuning dan lama perawatan di rumah sakit.

Di negara barat, banyak ibu menggunakan metode epidural. Sepuluh persen dan mereka menyatakan metode tidak efektif dan rasa sakit tetap dialami. Sepuluh persen lainnya mengeluh epidural menimbulkan kejang panas dingin. Namun, 80% ibu merasakan manfaat metode ini. Kini, teknik epidural disempurnakan dengan dikembangkannya teknik blok epidural kontinu, yaitu teknik epidural yang dikendalikan pasien (patient controlled epidural analgesia) dan teknik kombinasi epidural spinal (combined spinal epiduralanalgesia).

Di bawah ini keuntungan penggunaan epidural:
- Delapan puluh persen ibu berhasil mengatasi rasa sakit.
- Tidak mengacaukan pikiran.
- Membantu dalam mengontrol tekanan daran tinggi.
- Mengembalikan kemampuan ibu mengontrol persalinan sehingga mengembalikan rasa percaya diri.
- Kini, epidural lebih canggih. Penggunaannya tidak memberi efek kebas pada kaki dan tangan.
Berikut kerugian penggunaan epidural:
- Mungkin, ibu merasa mati rasa hanya sebagian tubuh. Sebagian kecil perut tidak mengalami efek pembiusan.
- Ibu harus tetap di tempat tidur dan merasa sangat menggigil.
- Mungkin, ibu membutuhkan infus di tangan karena epidural membuat tekanan darah beberapa wanita turun. Efeknya kurang baik bagi suplai oksigen ke bayi. Cara pencegahannya, tambah segera volume darah untuk membuat tekanan darah normal kembali.
- Mungkin, kateter terpasang di kandung kemih ibu. Penggunaan epidural menyebabkan ibu tidak dapat memperkirakan waktu untuk bang air kecil sehingga ibu buang air kecil secara otomatis.
- Mungkin, ibu merasa tidak sepenuhnya sadar. Dengan terpasangnya tiga tabung di tubuhnya, ibu harus diberi tahu saatnya mengejan jika efek pembiusan belum hilang pada tahap melahirkan.
- Epidural dapat memperpanjang waktu persalinan, khususnya fase mengejan dan melahirkan bayi.
- Denyut jantung bayi harus dimonitor sepanjang waktu.
- Ada kemunglunan penggunaan forsep atau vacum untuk membantu kelahiran bayi karena seringkali epidural membuat bayi tidak dapat bergerak ke posisi yang pas untuk dikeluarkan.
- Pada saat jarum epidural dicabut dan tabungnya dilepas, kemungkinan ada kebocoran cairan rongga epidura. Cairan ini dapat bergesekan dengan serabut saraf tulang belakang. Padahal, pergesekan sedikit saja dapat menyababkan sakit kepala berat. Hal ini dapat diatasi dengan mengambil sedikit darah dari tangan ibu.
Biasanya, sehari setelah kelahiran bayi dan menyuntikkannya ke punggung untuk menutup lubang akibat jarum epidural:
- Beberapa ibu mendapat masalah berkemih setelah menggunakan epidural.
- Epidural tidak dapat digunakan pada persalinan di rumah.

Dalam menggunakan epidural, perhatikan tip-tip di bawah ini:
- Usahakan diam tidak bergerak saat ahli anestesi memasang epidural di punggung ibu. Posisi ibu dapat berbaring menyamping atau manekuk seperti posisi bayi dalam perut. Konsentrasilah pada pernapasan. Tarik napas panjang melalui hidung, kemudian keluarkan perlahan-lahan melalui mulut. Pegang tangan pendamping persalinan dan pertahankan kontak mata dengannya.
- Diskusikan dengan dokter kemungkinan melepas epidural pada tahap mengejan. Jika ibu dapat merasakan kontraksi saat itu, ibu lebih efektif mengejan.

Sumber :

Mobile epidural

Mobile epidural adalah epidural dalam dosis lebih sedikit dan diberikan dalam teknik baru sehingga meskipun dapat menghilangkan rasa sakit, tetapi ibu dapat merasakan sensasi kakinya karena kaki tidak ikut kebal.

Cara penggunaannya persis epidural biasa. Sebuah tabung dipasangkan melalui jarum yang ditusukkan di bagian bawah punggung. Obat anestesi yang dicampur obat pereda sakit, seperti pethidin atau fentanyl dimasukkan ke dalam tubuh melalui selang kecil. Cara kerjanya juga mirip epidural biasa, hanya ibu tidak merasa kebal di kaki. Mobile epidural juga diberikan sepanjang tahap persalinan pertama saat ibu tidak sanggup menahan Sakit akibat kontraksi atau di awal persalinan jika ibu sama sekali tidak mau merasakan sakit kontraksi.

Keuntungannya, ini merupakan cara sangat baik untuk menghilangkan rasa sakit dan selama penggunaannya ibu tetap dapat bergerak. Kerugiannya, kualitas bergerak masih dibatasi. Mungkin, ibu hanya dapat bergerak dari tempat tidur ke kursi atau berjalan dengan bantuan. Kerugian lain, epidural ini sama dengan penggunaan epidural biasa.

Sumber :

Artikel Kesehatan

Induksi augmentasi persalinan

Meskipun persalinan yang lama sering diasumsikan sebagai suatu keadaan yang merugikan (Nkata, 1996), prognosisnya mungkin tidak dapat diperbaiki dengan pemberian obat-obat oksitosik. Pada banyak multipara, penyebab yang melandasi kelambatan dalam kemajuan persalinan masih tidak jelas dan dapat terjadi karena keadaan yang bukan kegagalan miometrium uteri untuk berkontraksi (Olah & Gee, 1996). Uji-klinik acak yang tersedia memperlihatkan bahwa penguatan kontraksi dengan oksitosin tidak memperbaiki angka bedah Caesarea, angka pelahiran per vaginam dengan tindakan atau pun prognosis neonatus; sebaliknya, tindakan tersebut meningkatkan rasa nyeri, hiperstimulasi dan penurunan frekuensi jantung janin dengan segala bahaya yang menyertainya (Bramadat, 1994; Spencer, 1995; Olah & Gee, 1996; Fraser et al, 1998).

Pada sebuah uji-klinik acak (n = 405), pemberian oksitosin dosis-tinggi menurunkan lama persalinan sebesar rata-rata 1,7 jam (Rogers et al, 1997) dan pemberian oksitosin dapat mempersingkat persalinan yang lama (Blanch et al, 1998; Sadler et al, 2000). Akan tetapi, penggunaan oksitosin yang dini dan ‘penatalaksanaan aktif’ persalinan pada primipara temyata tidak membawa manfaat dalam uji-klinik terkontrol acak yang lebih besar (n = 2000, n = 306) (Frigoletto et al, 1995; Cammu & Eeckhout, 1996). Tindakan amniotomi nonselektif dan pemberian oksitosin ternyata tidak membawa manfaat yang melebihi pengobatan dengan cara konservatif (Thornton, 1996). Dalam sebuah uji-klinik acak prospektif (n = 196), kala satu persalinan memiliki du rasi yang sama dengan kala dua persalinan kalau hanya dilakukan amniotomi jika dibandingkan tindakan amniotomi plus infus oksitosin (Moldin & Sundell, 1996).

Bagi banyak ibu hamil dan profesional kesehatan, induksi dan penguatan persalinan melambangkan penggunaan teknologi dalam melahirkan anak. Penggunaannya disertai dengan penurunan kepuasan dalam melahirkan anak bila dibandingkan dengan persalinan spontan (Bramadat, 1994). Di Inggris (UK), penggunaan oksitosin pada wanita primipara dengan risiko yang rendah memiliki angka yang berkisar sekitar 38 persen dan memperlihatkan variasi yang luas antara pelbagai rumah sakit (Williams et al, 1998). Keprihatinan terhadap penggunaan dan penatalaksanaan induksi persalinan merupakan ciri yang menonjol pada Confidential Enquiry into Stillbirths and Deaths in Infancy yang pertama (Neale, 1996) yang bergaung dalam edisi berikutnya (mis. MCHRC, 1997). Riset selanjutnya diperlukan untuk menjelaskan strategi optimal dalam pelaksanaan induksi persalinan dan indikasi pemberian infus oksitosin (Busowski & Parsons, 1995; O’Connor, 1995) di samping untuk menerangkan protokol dalam pemberian dan pemantauannya.

Sumber :

Jenis-Jenis Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan meliputi pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan dalam, dan pemeriksaan tambahan.

Pemeriksaan keadaan umum
Pemeriksaan keadaan umum meliputi kesan umum tentang keadaan gizi (anemia, ikterus) dan pernapasan (sianosis, dispnea). Apakah terdapat edema, bagaimana bentuk dan tinggi badan, apakah ada perubahan pigmentasi, kloasma gravidarum, striae alba, striae lividae, striae nigra, hiperpigmentasi, dan areola mamma.
Pemeriksaan umum meliputi tekanan darah, nadi, suhu, dan berat badan; petneriksaan paru dan jantung; pemeriksaan refleks lutut. Catatan: Persalinan spontan, aterm, dan hidup menunjukkan kerja sama 3P sempurna sehingga kehamilan ini diharapkan berjalan baik; persalinan yang memerlukan tindakan harus diwaspadai dan dapat digolongkan hamil risiko tinggi; usia anak terkecil lebih dari lima tahun, waspadai kemungkinan kesulitan persalinan; jumlah anak lebih dari lima orang harus diwaspadai dan tergolong “grandemultipara” dengan kemungkinan komplikasi persalinan dan kala nifas; gangguan fisiologis kala nifas perlu diperhatikan karena mungkin dapat berlangsung kejadian yang sama (perdarahan pascapartus, penyakit diabetes melitus, hepar, ginjal, serta gangguan jiwa atau cacat jasmani).

Pemeriksaan khusus obstetri
Pemeriksaan ini meliputi inspeksi abdomen (tinggi fundus uteri, pigmentasi dinding abdomen, dan penampakan gerak janin), palpasi menurut Leopold I-IV, Kneble, Buddin, Ahfeld, kontraksi Braxton Hicks, dan tanda cairan bebas; perkusi untuk mengetahui meteorisme dan tanda cairan bebas; auskultasi untuk mengetahui bising usus, gerak janin dalam rahim, denyut jantung janin, aliran tali pusat, aorta abdominalis, dan perdarahan retroplasenter.

Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan baik pada kehamilan muda maupun kehamilan tua. Pemeriksaan ini untuk mengetahui tanda Hegar, tanda Chadwick, dan tanda Piskacek pada kehamilan muda yang ditunjukkan dengan adanya kontraksi Braxton Hicks, terdapat balotemen, dan pembukaan serviks. Pemeriksaan dalam pada kehamilan tua dilakukan terhadap:
1. serviks, yaitu untuk mengetahui pelunakan serviks dan pembukaan serviks;
2. ketuban, yaitu untuk mengetahui apakah sudah pecah atau belum dan apakah ada ketegangan ketuban;
3. bagian terendah janin, yaitu untuk mengetahui bagian apakah yang terendah dari janin, penurunan bagian terendah, apakah ada kedudukan rangkap, apakah ada penghalang di bagian bawah yang dapat mengganggu jalannya persalinan;
4. perabaan forniks, yaitu untuk mengetahui apakah ada bantalan forniks dan apakah bagian janin masih dapat didorong ke atas.

Pemeriksaan tambahan
Pemeriksaan tambahan meliputi pemeriksaan laboratorium dan diagnostik. Pemeriksaan laboratorium khusus meliputi uji biologis kehamilan (uji fungsi hati, ginjal, dan hormonal). Pemeriksaan laboratorium yang berkaitan dengan penyakit menular seksual juga dilakukan (VDRL-Khan, HIV-AIDS, penyakit infeksi dengan kemungkinan kelainan kongenital [TORCH dan hepatitis D]), serta alfa fetoprotein (kelainan kongenital sistem saraf pusat).
Pemeriksaan diagnostik terhadap kehamilan dilakukan dengan ultrasonografi, amnioskopi, atau sitologi cairan vagina. Ultra-sonografi pada trimester perta ma dilakukan untuk mengetahui:
1. kepastian kehamilan;
2. kehamilan intra atau ekstrauterin;
3. kehamilan ganda;
4. kelainan kongenital-hligliied ovum;
5. kehamilan mola hidatidosa;
6. kehamilan dengan komplikasi perdarahan;
7. menentukan usia kehamilan.

Pemeriksaan ultrasonografi pada trimester kedua dan ketiga dilakukan untuk:
1. menentukan adanya kelainan kongenital;
2. menentukan posisi pasti kehamilan dan letak plasenta;
3. menentukan usia kehamilan (biparietal, lingkaran perut dan dada, panjang femur);
4. mengetahui aktivitas janin dalam rahim (ekstremitas, jantung, pernapasan janin);
5. mengetahui keadaan air ketuban (hidramnion-oligohidramnion, kekeruhan air ketuban, penuntun amniosentesis);
6. mengetahui tentang plasenta (besar-lebar plasenta, klasifikasi plasenta, perdarahan retroplasenter);
7. mengetahui air ketuban janin dalam rahim (menentukan maturitas paru, kekeruhan air ketuban, uji biologis lainnya, jenis kelamin janin dalam rahim, dan jumlah air ketuban). Amnioskopi dengan alat khusus amnioskop dilakukan untuk mengetahui kekeruhan air ketuban dan mengidentifikasi adanya
asfiksia intrauterin dan jumlah air ketuban.
Sitologi cairan vagina dilakukan untuk mengetahui adanya infeksi kandida/trikomonas, infeksi bakteriologis, atau kemungkinan keganasan serviks.

Sumber :

Bagaimana mengenali tanda-tanda kehamilan?


Ada dua jenis tanda-tanda kehamilan seperti berikut.
1. Tanda-tanda mengarah ke kehamilan, tetapi tidak pasti hamil.
— Tes kencing menggunakan alat celup menunjukkan hasil positif.
— Terlambat menstruasi.
— Terasa mual dan muntah.
— Perut terasa membesar.
— Payudara terasa membesar dan kencang.
2. Tanda-tanda kehamilan yang pasti.
— Terlihat buah kehamilan dengan USG (ultra sonografi).
— Terlihat melalui foto sinar X. Namun perlu di¬perhatikan, alat ini tidak boleh dipakai selama kehamilan
— Terasa ada gerakan anak oleh pemeriksa.


Kapan sebaiknya saya memeriksakan kehamilan?
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya segera dilakukan setelah terlambat datang bulan. Tujuan pemeriksaan awal sebagai berikut.
— Memastikan benar-benar hamil atau tidak.
— Mengetahui keadaan kesehatan ibu dan anak.
— Mengetahui umur kehamilan.
— Merencanakan evaluasi dan rencana selama kehamilan berlangsung, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Sumber :
Artikel Kesehatan

Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil

Pengkajian fisik harus dilakukan secara komprehensif serta meliputi riwayat kesehatan. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pengkajian fisik, di antaranya sikap petugas kesehatan saat melakukan pengkajian. Selain harus menjaga kesopanan, petugas harus membina hubungan yang baik dengan pasien. Sebelum melakukan pemeriksaan, pastikan lingkungan tempat pemeriksaan senyaman mungkin, termasuk mengatur pencahayaan. Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan adanya pencatatan data yang akurat diharapkan pengambilan tindakan yang dilakukan sesuai dengan masalah atau kondisi pasien.

Pengertian Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh dari kepala sampai kaki. Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh normal di dalam rahi m ibu.

Tujuan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil selain bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin saat ini, juga bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada pemeriksaan berikutnya. Penentuan apakah sang ibu sedang hamil atau tidak sangat diperlukan saat ibu pertama kali berkunjung ke petugas kesehatan. Jika hasil pemeriksaan pada kunjungan pertama sang ibu dinyatakan hamil, maka langkah selanjutnya perlu ditentukan berapa usia kehamilannya. Setiap pemeriksaan kehamilan adalah dengan melihat dan meraba petugas akan mengetahui apakah ibu sehat, janin tumbuh dengan baik, tinggi fundus uteri sesuai dengan umur kahamilan atau tidak, serta di mana letak janin.

Sumber :
Artikel Kesehatan

ILMU KEBIDANAN

Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil

Pengkajian fisik harus dilakukan secara komprehensif serta meliputi riwayat kesehatan. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pengkajian fisik, di antaranya sikap petugas kesehatan saat melakukan pengkajian. Selain harus menjaga kesopanan, petugas harus membina hubungan yang baik dengan pasien. Sebelum melakukan pemeriksaan, pastikan lingkungan tempat pemeriksaan senyaman mungkin, termasuk mengatur pencahayaan. Dengan adanya pencatatan data yang akurat diharapkan pengambilan tindakan yang dilakukan sesuai dengan masalah atau kondisi pasien.

Bagaimana mengenali tanda-tanda kehamilan?

Ada dua jenis tanda-tanda kehamilan seperti berikut.
1. Tanda-tanda mengarah ke kehamilan, tetapi tidak pasti hamil.
— Tes kencing menggunakan alat celup menunjukkan hasil positif.
— Terlambat menstruasi.
— Terasa mual dan muntah.
— Perut terasa membesar.
— Payudara terasa membesar dan kencang.

Jenis-Jenis Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan meliputi pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan dalam, dan pemeriksaan tambahan.

Induksi augmentasi persalinan

Bagi banyak ibu hamil dan profesional kesehatan, induksi dan penguatan persalinan melambangkan penggunaan teknologi dalam melahirkan anak. Penggunaannya disertai dengan penurunan kepuasan dalam melahirkan anak bila dibandingkan dengan persalinan spontan (Bramadat, 1994).

Mobile epidural

Mobile epidural adalah epidural dalam dosis lebih sedikit dan diberikan dalam teknik baru sehingga meskipun dapat menghilangkan rasa sakit, tetapi ibu dapat merasakan sensasi kakinya karena kaki tidak ikut kebal.

Suntikan epidural untuk persalinan normal tanpa rasa sakit

Mekanisme kerja epidural sebagai berikut. Tulang punggung terdiri dari tulang belakang yang terpisah-pisah. Tulang belakang melindungi urat saraf tulang belakang yang membentang dari pinggul hingga ke pangkal leher. Urat saraf tulang belakang terdiri dari jutaan serabut saraf. Semuanya terhubung ke otak dan ke seluruh bagian tubuh dengan rute berbeda-beda. Secara fungsi, serabut saraf dibagi dua jenis, yaitu serabut urat saraf sensoris dan serabut urat saraf motoris. Serabut saraf sensoris berfungsi menyampaikan pesan, seperti rasa sakit, panas, dan dingin dari tubuh ke otak. Serabut saraf motoris bekerja sebaliknya, yaitu menyampaikan pesan dari otak ke bagian tubub, antara lain “menyuruh” tubuh bergerak atau berkontraksi


Sumber
Artikel Kesehatan

Konseling Aborsi


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan konseling aborsi:

A. Konseling harus dimulai saat kontak pertama, apakah wanita datang ke klinik untuk uji kehamilan atau untuk pemeriksaan awal kehamilan. Keputusan aborsi memang disayangkan, namun terlepas dari keputusan wanita untuk mengakhiri atau meneruskan kehamilan, faktor waktu menjadi penting. Pilihan untuk mengakhiri kehamilan akan menurun seiring bertambahnya usia kehamilan.

B. Berikan informasi dan rujukan yang diperlukan, seperti konselor, klinik, atau dokter untuk perawatan pranatal, adopsi, klinik aborsi, dan lembaga aborsi yang memberikan bantuan keuangan.

C. Perawatan yang diberikan harus menjamin agar keputusan yang dibuat wanita bukan merupakan paksaan, tetapi di buat berdasarkan informasi yang lengkap dan diskusi bebas.

D. Bila memutuskan untuk aborsi, segala upaya harus dilakukan untuk menentukan usia kehamilan. Usia kehamilan akan menentukan pilihan terminasi yang dilakukan. Berikan informasi baik lisan maupun tulisan mengenai pilihan yang tersedia. Berikan kesempatan bagi pasien untuk diskusi terbuka dan mengajukan pertanyaan. Pastikan menggunakan bahasa dan istilah yang mudah dimengerti pasien.

Sumber :  

Abortus Terapeutik

Teknik aborsi bedah meliputi ekstraksi menstrual (aspirasi kavum endometrium dengan kateter tipis dan spuit pada usia kehamilan 5-8 minggu), kuretase vakum (dilatasi serviks dan penigsapan uterus pada usia <14 minggu), D&C (dilatasi serviks lebih lanjut dan kuretase dengan kuret logam pada kehamilan <14 minggu), arau dilatasi dan evakuasi (I) & E; dilatasi serviks lebar yang diikuti dengan kuretase vakum setelah kehamilan 16 minggu). Tenda laminaria, tenda Lamicel, dan pesarium gemeprost adalah produk-produk yang diinsersi ke dalam serviks untuk memulai dilatasi dan mengurangi trauma pada serviks.

Komplikasi meliputi perdarahan, infeksi, perforasi uterus, abortus inkomplet, koagulopati konsumtif berpotensi fatal, dan inkompetensi serviks selanjutnya atau sinekia uterus.

Induksi medis aborsi dilakukan dokter sebelum kehamilan berusia 8 minggu. Setelah kehamilan berusia 8 minggu, aborsi melalui tindakan bedah lebih dipilih. Metotreksat yang diberikan pada kehamilan awal menghambat kerja asam folat, mencegah sintesis RNA dan DNA, dan menyebabkan kematian sel, terutarna mempengaruhi jaringan yang berproliferasi cepat, seperti trofoblas. Produksi HCG berhenti dan perlekatan trofoblastik/desidual luruh dalam waktu 72 jam. Misoprostol (Cytotec) adalah analog prostaglandin sintetis, yang meningkatkan amplitudo kontraksi uterus, membantu pengeluaran isi. Antiprogesteron RU 486 (mifepriston), agens antiprogesteron oral, dapat diberikan bersama misoprostol untuk mengakhiri kehamilan.

Induksi medis aborsi setelah usia kehamilan 8 minggu dapat mencakup pematangan laminaria, induksi oksitosin, prostaglandin, dan larutan hiperosmotik intra-amniotik

Sumber : 

Masalah Kehamilan Dua Bulan Pertama

Pada bulan awal kehamilan ada 2 masalah yang sering menjadi masalah klasik dari suatu pasangan. Masalah Kehamilan pada dua bulan pertama yaitu kehamilan tidak kunjung datang dan keguguran.

Kehamilan tidak kunjung datang
Banyak pasangan merasa khawatir ketika kehamilan tidak kunjung datang setelah berusaha selama dua atau tiga bulan. Namun, tertundanya kehamilan biasa terjadi dan sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Bulan-bulan selama berusaha untuk hamil bisa menjadi beban yang sangat berat bagi pasangan suami istri. Jika Anda membiarkan pikiran Anda didominasi oleh keinginan untuk segera hamil, maka kecemasan itu akan menjadi semakin besar ketika kehamilan tidak juga terjadi. Rasa cemas itu bisa menjadi bagian dan masalah dan justru memperpanjang penantian Anda.

Keguguran
Dalam beberapa kasus, seorang wanita yang sedang mengandung mengalami keguguran tanpa menyadarinya. Sangat banyak kasus keguguran terjadi dalam dua bulan pertama kehamilan. bahkan sebelum wanita tersebut menyadari bahwa chrinya sedang mengandung. Keguguran pada tahap-tahap awal kehamilan lebih sering terjadi dari yang kita duga. Hal inilah yang kemudian dalam beberapa kasus dianggap sebagai tertundanya kehamilan. Bisa dikatakan bahwa lebih dari 50% kehamilan mengalami keguguran.

Gejala-gejala keguguran mencakup pendarahan vagina. kram di bagian perut. dan rasa pegal pada punggung seperti yang biasa terjadi ketika menstruasi. Muntah berlebihan juga bisa merupakan tanda-tanda awal keguguran. Hampir tidak ada yang bisa Anda lakukan untuk menghentikan keguguran. Namun. Anda harus segera mendapatkan saran medis untuk mencegah infeksi dan komplikasi.

Sumber :

Minggu, 20 Maret 2011

Pengertian dan tujuan asuhan masa nifas

Ada beberapa pengertian masa nifas, antara lain:

1. Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya (JHPEIGO, 2002).
2. Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi (Bennet dan Brown, 1999).

Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerpenthy, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pun kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini, yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu:

1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu tclah diperbolehkan berdiri dan bcrjalan.
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyelurula alat-alat genital.
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun.

TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS

Semua kcgiatan yang dilakukan, baik dalam bidang kebidanan maupun di bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan diadakan cvaluasi dan penilaian. Tujuan dari perawatan nifas ini adalah:

1. Memulihkan kesehatan umum penderita
a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan
b. Mengatasi anemia
c. Mencegah infeksi dengan memerhatikan kebersihan dan sterilisasi
d. Mengernbalikan kesehatan urnum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran darah
2. Mempertahankan kesehatan psikologis
3. Mencegah infeksi dan komplikasi
4. Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI)
5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selcsai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.

Sumber :

Artikel Kesehatan

MAKANAN PEDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)


PENGERTIAN MAKANAN PENDAMPING ASI

    * Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada anak usia 6–24 bulan. Peranan makanan tambahan sama sekali bukan untuk menggantikan ASI melainkan untuk melengkapi ASI. Jadi, makanan pendamping ASI harus tetap diberikan kepada anak, paling tidak sampai usia 24 bulan (Yesrina, 2000).

    * Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Utami, 2006).


TUJUAN PEMBERIAN MP-ASI

    * Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus. (Yesrina, 2000). Dengan demikian makanan tambahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI (WHO, 2003).


DAMPAK MEMBERIKAN MP-ASI TERLALU DINI

a. Risiko jangka pendek

    * Pengenalan makanan selain ASI kepada diet bayi akan menurunkan frekuensi dan intensitas pengisapan bayi, yang akan merupakan risiko untuk terjadinya penurunan produksi ASI.

    * Pengenalan serealia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi penyerapan zat besi dari ASI sehingga menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia.

    * Resiko diare meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI.

    * Makanan yang diberikan sebagai pengganti ASI sering encer, buburnya berkuah atau berupa sup karena mudah dimakan oleh bayi. Makanan ini memang membuat lambung penuh, tetapi memberi nutrient lebih sedikit daripada ASI sehingga kebutuhan gigi/nutrisi anak tidak terpenuhi.

    * Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit, sehingga resiko infeksi meningkat.

    * Anak akan minum ASI lebih sedikit, sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak

    * Defluk atau kolik usus yaitu istilah yang digunakan bagi kerew
    * elan atau tangisan yang terus menerus bagi bayi yang dipercaya karena adanya kram di dalam usus.


Risiko jangka panjang
1.Obesitas

    * Kelebihan dalam memberikan makanan adalah risiko utama dari pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi. Konsekuensi pada usia-usia selanjutnya adalah terjadi kelebihan berat badan ataupun kebiasaan makan yang tidak sehat.

2.Hipertensi

    * Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (± 15 mg/100 ml). Namun, masukan dari diet bayi dapat meningkatkan drastis jika makanan telah dikenalkan. Konsekuensi dikemudian hari akan menyebabkan kebiasaan makan yang memudahkan terjadinya gangguan/hipertensi.

3.Arteriosklerosis

    * Pemberian makanan pada bayi tanpa memperhatikan diet yang mengandung tinggi energi dan kaya akan kolesterol serta lemak jenuh, sebaliknya kandungan lemak tak jenuh yang rendah dapat menyebabkan terjadinya arteriosklerosis dan penyakit jantung iskemik.

4.Alergi Makanan

    * Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alergi terhadap makanan. Manifestasi alergi secara klinis meliputi gangguan gastrointestinal, dermatologis, dan gangguan pernapasan, dan sampai terjadi syok anafilaktik.(Cox, 2006)


TANDA-TANDA BAYI SUDAH SIAP DIBERIKAN MP-ASI

   1. Mempunyai kontrol yang baik terhadap kepala dan leher.
   2. Sudah bisa duduk sendiri
   3. Menunjukkan ketertarikan terhadap makanan.
   4. Lidah tetap di dalam saat sendok dimasukkan ke dalam mulutnya.
   5. Terbiasa pada tekstur dan makanan baru
   6. Menggapai makanan atau benda lain, meraih dan memasukkannya ke dalam mulut.
   7. Memindahkan sendok dari satu tangan ke tangan yang lainnya
   8. Bila sudah kenyang, bisa menunjukkannya dengan cara memalingkan kepala atau dengan menutup mulut rapat-rapat. (Almatseir, 2001)


TANDA BAYI SUDAH SIAP DIBERI MP-ASI MENURUT (WHO, 2003) ADALAH :

   1. Dapat mengendalikan lidahnya lebih baik
   2. Mulai melakukan gerakan mengunyah keatas dan ke bawah
   3. Suka memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya
   4. Berminat terhadap rasa yang baru
   5. Pada usia ini juga sistem pencernaan sudah cukup matang untuk mencerna berbagai makanan


WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)

    * Makanan pendamping ASI harus mulai diberikan ketika bayi tidak lagi mendapat cukup energi dan nutrient dari ASI saja. Untuk kebanyakan bayi, makanan tambahan mulai di berikan pada usia 6 bulan. Pada usia ini otot dan saraf di dalam mulut bayi cukup berkembang untuk memamah. Sebelum usia 4 bulan, bayi akan mendorong makanan keluar dari mulutnya karena mereka belum bisa mengendalikan gerakan lidahnya dengan baik (WHO, 2003)


JENIS MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)

    * Jenis makanan pendamping ASI yang diberikan oleh menurut WHO, adalah sebagai berikut :

   1. Bubur / sup dari makanan pokok (serealia, umbi-umbian dan buah-buahan yang bertepung )
   2. Kacang-kacangan (Misalnya merah, kacang polong dan kacang hijau)
   3. Sumber makanan hewani (makanan dari hewan)
   4. Sayuran berdaun hijau dan buah-buahan
   5. Minyak, lemak dan gula.


ALASAN MPASI DIBERIKAN PADA USIA ≥ 6 BULAN

    * ASI adalah salah satu makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi sampai berumur 6 bulan
    * Menunda makanan padat sampai bayi berumur 6 bulan dapat menghindarkan dari berbagai risiko penyakit
    * Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem pencernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang
    * Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar sistem yang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat berkembang dengan baik.
    * Menunda pemberian makanan padat mengurangi risiko alergi makanan
    * Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangan zat besi
    * Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari risiko terjadinya obesitas di masa datang
    * Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk menjaga kesedian ASI
    * Menunda pemberian makanan padat membantu jarak pada kelahiran bayi
    * Menunda pemberian makanan padat membuat pemberiannya menjadi lebih mudah. (Dian, 2006)


JADWAL PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)

    * Jadwal makan bayi sebaiknya disesuaikan dengan jadwal makan keluarga yaitu, 3x makanan pokok (sarapan pagi, makan siang, makan malam), 2x makanan selingan (jam 10.00 dan 16.00), serta 3x ASI (saat bagun pagi, sebelum tidur siang dan malam).

    * Jadwal pemberian makanan tambahan menurut umur, jenis makanan, frekuensi pemberian dapat dilihat pada berikut :


Tabel: Jadwal Pemberian Makanan Tambahan Menurut Umur, Jenis Makanan dan Frekuensi Pemberian

Umur Jenis Makanan Berapa kali sehari
6 – 7 bulan:

   1. ASI Kapan diminta
   2. Bubur lunak/sari buah
   3. Bubur : bubur havermoot/ bubur tepung beras merah 1 – 2 kali sehari


7 – 9 bulan:

   1. ASI Kapan diminta
   2. Buah-buahan
   3. Hati ayam atau kacang-kacangan
   4. Beras merah atau ubi
   5. Sayuran (wortel, bayam)
   6. Air tajin 3 – 4 kali sehari


9 – 12 bulan:

   1. ASI Kapan diminta
   2. Buah-buahan
   3. Bubur atau roti
   4. Daging/kacang-kacangan/ayam/ikan
   5. Beras merah/kentang/labu/jagung
   6. Sari buah 4 – 6 kali sehari. (Krisnatuti D, Yenrina, 2000)


TIPS MEMPERKENALKAN MP-ASI

    * Perkenalkan hanya satu jenis makanan baru dan berikan selama 2 sampai 4 hari sebelum perkenalkan makanan yang lain untuk memastikan bayi anda tidak alergi terhadap makanan tersebut.
    * Urutan pemberian makan:

   1. Mulailah pemberian makanan padat dengan makanan yang paling tidak menyebabkan alergi (kadar protein paling rendah), yaitu serelia (beras merah, beras putih, havermut). Campurkan dengan ASI, air atau susu formula hingga semi-cair.
   2. Beberapa ahli gizi merekomendasikan agar sayuran diperkenalkan sebelum buah, karena buah yang rasanya manis akan membuat sayuran yang rasanya kurang manis menjadi tidak menarik untuk bayi. Mulailah dengan sayuran yang rasanya hambar seperti kentang, kacang hijau, labu, zucchini, baru kemudian perkenalkan buah seperti pisang, alpukat, apel, pir, blewah, timun suri.

    * Pangku bayi anda atau dudukkan di kursi makan atau tempat duduk bayi saat anda menyuapi bayi anda. Posisi makan yang semestinya adalah digendong anda atau didudukkan di tempat duduk bayi – pilihlah posisi yang paling aman untuk anda dan bayi anda.
    * Mulai pemberian makanan padat secara bertahap. Untuk mempermudah peralihan, mulailah pemberian makanan padat dengan makanan yang sudah dikenalnya – ASI atau susu formula. Mulailah pemberian makanan padat dengan meletakkan sedikit makan di ujung sendok dan letakkan sendok tersebut di tengah lidah bayi. Lihat reaksi bayi anda. Anda mungkin akan mendapatkan senyum tanda persetujuan atau seringai tanda tidak setuju. Cobalah untuk memperkenalkan satu makanan baru selama tiga kali. Ada kemungkinan bayi anda makan dengan tidak teratur. Ingatlah bahwa pada usia ini anda hanya memperkenalkan bayi anda pada makanan dan tekstur baru.

    * Ketahui kapan harus berhenti memberi makan. Bayi anda akan berhenti makan bila dia sudah kenyang. Jangan memaksa untuk tetap memberi makan. Apabila bayi anda sudah kenyang dia mungkin akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut: mengatupkan bibir, menutup mulut, muntah, memainkan atau menggigit puting, memalingkan wajah dari sendok yang didekatkan ke mulutnya, menyandarkan tubuh ke belakang, makan atau minum lebih sedikit dan tertidur. Penting bagi bayi anda untuk merespon tanda-tanda lapar yang timbul dari dalam dirinya sendiri sebagai dasar dari kebiasaan makan yang sehat untuk sepanjang hidupnya.

    * Berikan makanan tanpa tambahan gula atau garam. Bayi anda tidak membutuhkan tambahan gula atau garam. Menambahkan bahan-bahan tersebut tidak akan memperbaiki nilai nutrisi dari makanannya dan membuat bayi Anda menetapkan makanan seperti ini sebagai standar pilihan makanan di masa mendatang.

    * Jangan berikan madu selama 1 tahun pertama. Madu tidak boleh diberikan untuk bayi dibawah 12 bulan. Jangan tambahkan madu pada makanan bayi anda atau mencelupkan dotnya ke dalam madu. Madu terbukti dapat menyebabkan penyakit serius, botulisme yang dapat menyebabkan kematian.

    * Botol harus digunakan untuk cairan seperti susu formula atau air putih bukan untuk makanan. Apabila tidak direkomendasikan oleh DSA anda, jangan masukkan jus buah, cereal atau makanan semi cair/padat lainnya ke dalam botol susu karena dapat menyebabkan bayi anda makan terlalu banyak.

    * Gunakan boks bayi untuk tidur, bukan untuk makan. Tidur dengan botol susu bisa meyebabkan berbagai masalah untuk bayi anda.

    * Botol berisi susu, jus atau cairan lain yang mengandung gula bisa berkumppul di gigi bayi anda dan menyebakan terjadinya pembusukan gigi, yang disebut nursing-bottle caries - karies susu.

    * Minum dari botol sambil tiduran bisa menyebabkan infeksi telinga bagian tengah. (Suhaemi, 2005)


PRINSIP PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI

    * Berikan makanan yang kaya akan gizi sesuai dengan piramida makanan. Saat ini yang dipakai adalah konsep makanan sehat seimbang seperti yang dituangkan dalam piramida makanan. Segitiga makanan ini akan membantu kita cara memfokuskan dan menseleksi makanan. Porsi terbesar makanan kita adalah yang tertera di paling bawah piramida makanan, yaitu beras dan sereal sedangkan makanan yang kebutuhannya sangat sedikit adalah yang di puncak piramida yaitu lemak dan gula.

    * Tingkatkan tekstur, frekuensi dan porsi makanan secara bertahap Kebutuhan energi dari makanan adalah sekitar 200 kcal/hari untuk bayi usia 6-8 bulan, 300 kcal/hari untuk bayi usia 9-11 bulans, dan 550 kcal/hari untuk anak usia 12-23 bulan

    * Memperhatikan bahan makanan untuk bayi

    * Sediakan makanan buatan sendiri dengan bahan-bahan lokal, perhatikan keamanan dan kebersihan dalam menyiapkan. Menyimpan dan memberikan makanan

    * Pemberian makanan dengan kasih sayang. Pahami kebutuhan dan kondisi bayi. (Djaeni, 2000)


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MP-ASI
a.Sosial Ekonomi

    * Faktor sosial ekonomi sangat berperan dimana sosial ekonomi yang cukup atau baik akan memudahkan mencari pelayanan kesehatan yang lebih baik. Faktor ekonomi berkaitan erat dengan konsumsi makanan atau dalam penyajian makanan keluarga khususnya dalam pemberian MP-ASI. Kebanyakan penduduk dapat dikatakan masih kurang mencukupi kebutuhan dirinya masing-masing. Keadaan umum ini dikarenakan rendahnya pendapatan yang mereka peroleh dan banyaknya anggota keluarga yang harus diberi makan dengan jumlah pendapatan rendah (SKRT, 2004).

b.Status Pekerjaan

    * Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 2003). Seorang yang memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyeleseikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian dengan adanya pekerjaan. Masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pendidikan yang mereka peroleh juga berkurang, sehingga tidak ada waktu untuk memberikan ASI pada bayinya dan cenderung memberikan MP-ASI pada bayi.

c.Sosial Budaya

    * Faktor sosial budaya sangat berperan dalam proses terjadinya masalah pemberian MP-ASI diberbagai kalangan masyarakat. Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan untuk memberikan MP-ASI pada bayi dengan alasan bayi tidak akan kenyang dengan diberikan ASI saja.

d.Kemauan Ibu

    * Seorang ibu yang secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanyalah merupakan beban saja bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk ukuran tubuhnya, tidak akan dapat menyusui anaknya dengan baik perasaan tersebut mempunyai pengaruh negative terhadap produksi susu . (Kristina, 2007).


KARAKTERISTIK IBU

1). Tingkat Pendidikan Dalam Pemberian MP-ASI

    * Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh seseorang tingkat pendidikan merupakan suatu wahana untuk mendasari seseorang berprilaku secara ilmiah.

    * Tingkat pendidikan yang rendah akan susah mencerna pesan atau informasi yang disampaikan (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan diperoleh melalui proses belajar yang khusus diselenggarakan dalam waktu tertentu, tempat tertentu dan kurikulum tertentu, namun dapat diperoleh dari bimbingan yang diselenggarakan sewaktu-waktu dengan maksud mempertinggi kemampuan atau ketrampilan khusus. Dalam garis besar ada tiga tingkatan pendidikan yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan tinggi. Masing-masing tingkat pendidikan tersebut memberikan tingkat pengetahuan tertentu yang sesuai dengan tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang diperoleh, semakin tinggi pula pengetahuan tentang pemberian MP-ASI yang tepat (Tarmudji, 2003).

2). Umur Ibu

    * Umur adalah lama hidup individu terhitung saat mulai dilahirkan sampai berulang tahun (Nursalam, 2003). Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa (Nursalam, 2003).

3). Pengetahuan

    * Dari hasil penelitian (FKUI) tampak bahwa ibu yang berpendidikan rendah sampai menengah lebih cepat memberikan susu botol daripada ibu yang tidak berpendidikan formal. Ibu yang tidak formal sebagian telah mengetahui apa dampak dari pemberian MP-ASI dini sehingga mendorong ibu untuk menyusui bayinya sendiri (Notoatmodjo, 2005).
Sumber : http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/12/makanan-pedamping-air-susu-ibu-mp-asi.html
 
Blogger Templates