Social Icons

Data

Minggu, 20 Maret 2011

Pengertian dan tujuan asuhan masa nifas

Ada beberapa pengertian masa nifas, antara lain:

1. Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya (JHPEIGO, 2002).
2. Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi (Bennet dan Brown, 1999).

Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerpenthy, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pun kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini, yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu:

1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu tclah diperbolehkan berdiri dan bcrjalan.
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyelurula alat-alat genital.
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun.

TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS

Semua kcgiatan yang dilakukan, baik dalam bidang kebidanan maupun di bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan diadakan cvaluasi dan penilaian. Tujuan dari perawatan nifas ini adalah:

1. Memulihkan kesehatan umum penderita
a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan
b. Mengatasi anemia
c. Mencegah infeksi dengan memerhatikan kebersihan dan sterilisasi
d. Mengernbalikan kesehatan urnum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran darah
2. Mempertahankan kesehatan psikologis
3. Mencegah infeksi dan komplikasi
4. Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI)
5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selcsai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.

Sumber :

Artikel Kesehatan

MAKANAN PEDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)


PENGERTIAN MAKANAN PENDAMPING ASI

    * Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada anak usia 6–24 bulan. Peranan makanan tambahan sama sekali bukan untuk menggantikan ASI melainkan untuk melengkapi ASI. Jadi, makanan pendamping ASI harus tetap diberikan kepada anak, paling tidak sampai usia 24 bulan (Yesrina, 2000).

    * Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Utami, 2006).


TUJUAN PEMBERIAN MP-ASI

    * Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus. (Yesrina, 2000). Dengan demikian makanan tambahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI (WHO, 2003).


DAMPAK MEMBERIKAN MP-ASI TERLALU DINI

a. Risiko jangka pendek

    * Pengenalan makanan selain ASI kepada diet bayi akan menurunkan frekuensi dan intensitas pengisapan bayi, yang akan merupakan risiko untuk terjadinya penurunan produksi ASI.

    * Pengenalan serealia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi penyerapan zat besi dari ASI sehingga menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia.

    * Resiko diare meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI.

    * Makanan yang diberikan sebagai pengganti ASI sering encer, buburnya berkuah atau berupa sup karena mudah dimakan oleh bayi. Makanan ini memang membuat lambung penuh, tetapi memberi nutrient lebih sedikit daripada ASI sehingga kebutuhan gigi/nutrisi anak tidak terpenuhi.

    * Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit, sehingga resiko infeksi meningkat.

    * Anak akan minum ASI lebih sedikit, sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak

    * Defluk atau kolik usus yaitu istilah yang digunakan bagi kerew
    * elan atau tangisan yang terus menerus bagi bayi yang dipercaya karena adanya kram di dalam usus.


Risiko jangka panjang
1.Obesitas

    * Kelebihan dalam memberikan makanan adalah risiko utama dari pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi. Konsekuensi pada usia-usia selanjutnya adalah terjadi kelebihan berat badan ataupun kebiasaan makan yang tidak sehat.

2.Hipertensi

    * Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (± 15 mg/100 ml). Namun, masukan dari diet bayi dapat meningkatkan drastis jika makanan telah dikenalkan. Konsekuensi dikemudian hari akan menyebabkan kebiasaan makan yang memudahkan terjadinya gangguan/hipertensi.

3.Arteriosklerosis

    * Pemberian makanan pada bayi tanpa memperhatikan diet yang mengandung tinggi energi dan kaya akan kolesterol serta lemak jenuh, sebaliknya kandungan lemak tak jenuh yang rendah dapat menyebabkan terjadinya arteriosklerosis dan penyakit jantung iskemik.

4.Alergi Makanan

    * Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alergi terhadap makanan. Manifestasi alergi secara klinis meliputi gangguan gastrointestinal, dermatologis, dan gangguan pernapasan, dan sampai terjadi syok anafilaktik.(Cox, 2006)


TANDA-TANDA BAYI SUDAH SIAP DIBERIKAN MP-ASI

   1. Mempunyai kontrol yang baik terhadap kepala dan leher.
   2. Sudah bisa duduk sendiri
   3. Menunjukkan ketertarikan terhadap makanan.
   4. Lidah tetap di dalam saat sendok dimasukkan ke dalam mulutnya.
   5. Terbiasa pada tekstur dan makanan baru
   6. Menggapai makanan atau benda lain, meraih dan memasukkannya ke dalam mulut.
   7. Memindahkan sendok dari satu tangan ke tangan yang lainnya
   8. Bila sudah kenyang, bisa menunjukkannya dengan cara memalingkan kepala atau dengan menutup mulut rapat-rapat. (Almatseir, 2001)


TANDA BAYI SUDAH SIAP DIBERI MP-ASI MENURUT (WHO, 2003) ADALAH :

   1. Dapat mengendalikan lidahnya lebih baik
   2. Mulai melakukan gerakan mengunyah keatas dan ke bawah
   3. Suka memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya
   4. Berminat terhadap rasa yang baru
   5. Pada usia ini juga sistem pencernaan sudah cukup matang untuk mencerna berbagai makanan


WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)

    * Makanan pendamping ASI harus mulai diberikan ketika bayi tidak lagi mendapat cukup energi dan nutrient dari ASI saja. Untuk kebanyakan bayi, makanan tambahan mulai di berikan pada usia 6 bulan. Pada usia ini otot dan saraf di dalam mulut bayi cukup berkembang untuk memamah. Sebelum usia 4 bulan, bayi akan mendorong makanan keluar dari mulutnya karena mereka belum bisa mengendalikan gerakan lidahnya dengan baik (WHO, 2003)


JENIS MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)

    * Jenis makanan pendamping ASI yang diberikan oleh menurut WHO, adalah sebagai berikut :

   1. Bubur / sup dari makanan pokok (serealia, umbi-umbian dan buah-buahan yang bertepung )
   2. Kacang-kacangan (Misalnya merah, kacang polong dan kacang hijau)
   3. Sumber makanan hewani (makanan dari hewan)
   4. Sayuran berdaun hijau dan buah-buahan
   5. Minyak, lemak dan gula.


ALASAN MPASI DIBERIKAN PADA USIA ≥ 6 BULAN

    * ASI adalah salah satu makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi sampai berumur 6 bulan
    * Menunda makanan padat sampai bayi berumur 6 bulan dapat menghindarkan dari berbagai risiko penyakit
    * Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem pencernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang
    * Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar sistem yang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat berkembang dengan baik.
    * Menunda pemberian makanan padat mengurangi risiko alergi makanan
    * Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangan zat besi
    * Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari risiko terjadinya obesitas di masa datang
    * Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk menjaga kesedian ASI
    * Menunda pemberian makanan padat membantu jarak pada kelahiran bayi
    * Menunda pemberian makanan padat membuat pemberiannya menjadi lebih mudah. (Dian, 2006)


JADWAL PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)

    * Jadwal makan bayi sebaiknya disesuaikan dengan jadwal makan keluarga yaitu, 3x makanan pokok (sarapan pagi, makan siang, makan malam), 2x makanan selingan (jam 10.00 dan 16.00), serta 3x ASI (saat bagun pagi, sebelum tidur siang dan malam).

    * Jadwal pemberian makanan tambahan menurut umur, jenis makanan, frekuensi pemberian dapat dilihat pada berikut :


Tabel: Jadwal Pemberian Makanan Tambahan Menurut Umur, Jenis Makanan dan Frekuensi Pemberian

Umur Jenis Makanan Berapa kali sehari
6 – 7 bulan:

   1. ASI Kapan diminta
   2. Bubur lunak/sari buah
   3. Bubur : bubur havermoot/ bubur tepung beras merah 1 – 2 kali sehari


7 – 9 bulan:

   1. ASI Kapan diminta
   2. Buah-buahan
   3. Hati ayam atau kacang-kacangan
   4. Beras merah atau ubi
   5. Sayuran (wortel, bayam)
   6. Air tajin 3 – 4 kali sehari


9 – 12 bulan:

   1. ASI Kapan diminta
   2. Buah-buahan
   3. Bubur atau roti
   4. Daging/kacang-kacangan/ayam/ikan
   5. Beras merah/kentang/labu/jagung
   6. Sari buah 4 – 6 kali sehari. (Krisnatuti D, Yenrina, 2000)


TIPS MEMPERKENALKAN MP-ASI

    * Perkenalkan hanya satu jenis makanan baru dan berikan selama 2 sampai 4 hari sebelum perkenalkan makanan yang lain untuk memastikan bayi anda tidak alergi terhadap makanan tersebut.
    * Urutan pemberian makan:

   1. Mulailah pemberian makanan padat dengan makanan yang paling tidak menyebabkan alergi (kadar protein paling rendah), yaitu serelia (beras merah, beras putih, havermut). Campurkan dengan ASI, air atau susu formula hingga semi-cair.
   2. Beberapa ahli gizi merekomendasikan agar sayuran diperkenalkan sebelum buah, karena buah yang rasanya manis akan membuat sayuran yang rasanya kurang manis menjadi tidak menarik untuk bayi. Mulailah dengan sayuran yang rasanya hambar seperti kentang, kacang hijau, labu, zucchini, baru kemudian perkenalkan buah seperti pisang, alpukat, apel, pir, blewah, timun suri.

    * Pangku bayi anda atau dudukkan di kursi makan atau tempat duduk bayi saat anda menyuapi bayi anda. Posisi makan yang semestinya adalah digendong anda atau didudukkan di tempat duduk bayi – pilihlah posisi yang paling aman untuk anda dan bayi anda.
    * Mulai pemberian makanan padat secara bertahap. Untuk mempermudah peralihan, mulailah pemberian makanan padat dengan makanan yang sudah dikenalnya – ASI atau susu formula. Mulailah pemberian makanan padat dengan meletakkan sedikit makan di ujung sendok dan letakkan sendok tersebut di tengah lidah bayi. Lihat reaksi bayi anda. Anda mungkin akan mendapatkan senyum tanda persetujuan atau seringai tanda tidak setuju. Cobalah untuk memperkenalkan satu makanan baru selama tiga kali. Ada kemungkinan bayi anda makan dengan tidak teratur. Ingatlah bahwa pada usia ini anda hanya memperkenalkan bayi anda pada makanan dan tekstur baru.

    * Ketahui kapan harus berhenti memberi makan. Bayi anda akan berhenti makan bila dia sudah kenyang. Jangan memaksa untuk tetap memberi makan. Apabila bayi anda sudah kenyang dia mungkin akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut: mengatupkan bibir, menutup mulut, muntah, memainkan atau menggigit puting, memalingkan wajah dari sendok yang didekatkan ke mulutnya, menyandarkan tubuh ke belakang, makan atau minum lebih sedikit dan tertidur. Penting bagi bayi anda untuk merespon tanda-tanda lapar yang timbul dari dalam dirinya sendiri sebagai dasar dari kebiasaan makan yang sehat untuk sepanjang hidupnya.

    * Berikan makanan tanpa tambahan gula atau garam. Bayi anda tidak membutuhkan tambahan gula atau garam. Menambahkan bahan-bahan tersebut tidak akan memperbaiki nilai nutrisi dari makanannya dan membuat bayi Anda menetapkan makanan seperti ini sebagai standar pilihan makanan di masa mendatang.

    * Jangan berikan madu selama 1 tahun pertama. Madu tidak boleh diberikan untuk bayi dibawah 12 bulan. Jangan tambahkan madu pada makanan bayi anda atau mencelupkan dotnya ke dalam madu. Madu terbukti dapat menyebabkan penyakit serius, botulisme yang dapat menyebabkan kematian.

    * Botol harus digunakan untuk cairan seperti susu formula atau air putih bukan untuk makanan. Apabila tidak direkomendasikan oleh DSA anda, jangan masukkan jus buah, cereal atau makanan semi cair/padat lainnya ke dalam botol susu karena dapat menyebabkan bayi anda makan terlalu banyak.

    * Gunakan boks bayi untuk tidur, bukan untuk makan. Tidur dengan botol susu bisa meyebabkan berbagai masalah untuk bayi anda.

    * Botol berisi susu, jus atau cairan lain yang mengandung gula bisa berkumppul di gigi bayi anda dan menyebakan terjadinya pembusukan gigi, yang disebut nursing-bottle caries - karies susu.

    * Minum dari botol sambil tiduran bisa menyebabkan infeksi telinga bagian tengah. (Suhaemi, 2005)


PRINSIP PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI

    * Berikan makanan yang kaya akan gizi sesuai dengan piramida makanan. Saat ini yang dipakai adalah konsep makanan sehat seimbang seperti yang dituangkan dalam piramida makanan. Segitiga makanan ini akan membantu kita cara memfokuskan dan menseleksi makanan. Porsi terbesar makanan kita adalah yang tertera di paling bawah piramida makanan, yaitu beras dan sereal sedangkan makanan yang kebutuhannya sangat sedikit adalah yang di puncak piramida yaitu lemak dan gula.

    * Tingkatkan tekstur, frekuensi dan porsi makanan secara bertahap Kebutuhan energi dari makanan adalah sekitar 200 kcal/hari untuk bayi usia 6-8 bulan, 300 kcal/hari untuk bayi usia 9-11 bulans, dan 550 kcal/hari untuk anak usia 12-23 bulan

    * Memperhatikan bahan makanan untuk bayi

    * Sediakan makanan buatan sendiri dengan bahan-bahan lokal, perhatikan keamanan dan kebersihan dalam menyiapkan. Menyimpan dan memberikan makanan

    * Pemberian makanan dengan kasih sayang. Pahami kebutuhan dan kondisi bayi. (Djaeni, 2000)


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MP-ASI
a.Sosial Ekonomi

    * Faktor sosial ekonomi sangat berperan dimana sosial ekonomi yang cukup atau baik akan memudahkan mencari pelayanan kesehatan yang lebih baik. Faktor ekonomi berkaitan erat dengan konsumsi makanan atau dalam penyajian makanan keluarga khususnya dalam pemberian MP-ASI. Kebanyakan penduduk dapat dikatakan masih kurang mencukupi kebutuhan dirinya masing-masing. Keadaan umum ini dikarenakan rendahnya pendapatan yang mereka peroleh dan banyaknya anggota keluarga yang harus diberi makan dengan jumlah pendapatan rendah (SKRT, 2004).

b.Status Pekerjaan

    * Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 2003). Seorang yang memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyeleseikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian dengan adanya pekerjaan. Masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pendidikan yang mereka peroleh juga berkurang, sehingga tidak ada waktu untuk memberikan ASI pada bayinya dan cenderung memberikan MP-ASI pada bayi.

c.Sosial Budaya

    * Faktor sosial budaya sangat berperan dalam proses terjadinya masalah pemberian MP-ASI diberbagai kalangan masyarakat. Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan untuk memberikan MP-ASI pada bayi dengan alasan bayi tidak akan kenyang dengan diberikan ASI saja.

d.Kemauan Ibu

    * Seorang ibu yang secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanyalah merupakan beban saja bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk ukuran tubuhnya, tidak akan dapat menyusui anaknya dengan baik perasaan tersebut mempunyai pengaruh negative terhadap produksi susu . (Kristina, 2007).


KARAKTERISTIK IBU

1). Tingkat Pendidikan Dalam Pemberian MP-ASI

    * Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh seseorang tingkat pendidikan merupakan suatu wahana untuk mendasari seseorang berprilaku secara ilmiah.

    * Tingkat pendidikan yang rendah akan susah mencerna pesan atau informasi yang disampaikan (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan diperoleh melalui proses belajar yang khusus diselenggarakan dalam waktu tertentu, tempat tertentu dan kurikulum tertentu, namun dapat diperoleh dari bimbingan yang diselenggarakan sewaktu-waktu dengan maksud mempertinggi kemampuan atau ketrampilan khusus. Dalam garis besar ada tiga tingkatan pendidikan yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan tinggi. Masing-masing tingkat pendidikan tersebut memberikan tingkat pengetahuan tertentu yang sesuai dengan tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang diperoleh, semakin tinggi pula pengetahuan tentang pemberian MP-ASI yang tepat (Tarmudji, 2003).

2). Umur Ibu

    * Umur adalah lama hidup individu terhitung saat mulai dilahirkan sampai berulang tahun (Nursalam, 2003). Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa (Nursalam, 2003).

3). Pengetahuan

    * Dari hasil penelitian (FKUI) tampak bahwa ibu yang berpendidikan rendah sampai menengah lebih cepat memberikan susu botol daripada ibu yang tidak berpendidikan formal. Ibu yang tidak formal sebagian telah mengetahui apa dampak dari pemberian MP-ASI dini sehingga mendorong ibu untuk menyusui bayinya sendiri (Notoatmodjo, 2005).
Sumber : http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/12/makanan-pedamping-air-susu-ibu-mp-asi.html

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL

TULANG (OSSEOUS)

Tulang tersusun atas sel, serat dan matriks
Jenis sel tulang

    * Osteoblast: membentuk sel baru
    * Osteosit: sel matang
    * Osteoklas: menghancurkan tulang

Jenis jaringan tulang

    * Tulang kompak: padat
    * Tulang cancellus: berspon/trabekular


    * Struktur tulang kompak terdiri sistem Haverst terdiri:
    * Kanal Haverst: mengandung pembuluh darah, saraf dan limfe
    * Lamella: lempeng tulang (sirkular) yang mengelilingi kanal Haverst
    * Lakuna: ruang diantara lamella mengandung osteosit dan saluran limfe
    * Kanalikuli: saluran kecil penghubung lakuna dan kanal sentral


Osteologi

    * Ilmu yang mempelajari tentang tulang (osteum)

    * Tulang kanselus
    * Tulang kompak
    * Periosteum
    * Diafisis
    * Epifisis


Os cranium

    * Os frontalis
    * Os nasalis
    * Os zigomaticum
    * Os maksilaris
    * Os mandibularis
    * Sutura


    * Os Frontalis
    * Os Parietalis
    * Os Oksipitalis
    * Os Temporalis
    * Os Zigomatikum
    * Os Maksilaris
    * Os Mandibularis


Columna Vertebralis

    * Vertebrae cervicalis: 7
    * Vertebrae thorakalis: 12
    * Vertebrae lumbalis: 5
    * Vertebrae Sacralis: 5
    * Vertebrae Cocygis: 4


Apertura Thoraxis

    * Os Sternum
    * Manubrium sterni
    * Corpus sterni
    * Procesus xiphoideus


Os Costae

    * Costae verae: asli
    * Costae spurae: palsu
    * Costae fluitantes: melayang


Ossa Membri Superior

    * Os Scapula
    * Os Clavicula
    * Os Humerus
    * Os Radius
    * Os Ulna
    * Ossa Carpalia
    * Ossa Metacarpalia
    * Ossa digitorum (phalanges)


Ossa Membri Inferior

    * Os Coxae

    * Os Ilium
    * Os Ischium
    * Os Pubis


    * Os Femur
    * Os Tibia
    * Os Fibula
    * Os Patella
    * Ossa Tarsus
    * Ossa Metatarsus
    * Ossa digitorum (phalanges)


Regio Capitis

    * Regio Frontalis
    * Regio Parietalis
    * Regio Ocipitalis
    * Regio Facialis
    * Regio Orbitalis
    * Regio Nasalis
    * Regio Oralis
    * Regio Bucalis
    * Regio Mentalis


Regio Thorax

    * Regio Cervicalis
    * Regio Pectoralis
    * Regio Mamaria
    * Regio Axilaris


Regio Abdominalis

    * Regio Hypochondrium
    * Regio Epigastrium
    * Regio Lumbalis
    * Regio Umbilicalis
    * Regio Inguinalis
    * Regio Hypogastrium


Regio Dorsalis

    * Regio Dorsalis
    * Regio Sacralis
    * Regio Vertebralis
    * Regio Perinealis
    * Regio Analis
    * Regio Urogenetalis


Regiones membri Superior

    * Regio Deltoid
    * Regio Brachialis
    * Fossa Cubitalis
    * Regio Antebracialis
    * Regio Carpalis
    * Regio Manus


Regio Digitus Manus

    * Digitus Primus/Pollex
    * Digitus Skundus/Indek
    * Digitus Tertius/Medius
    * Digitus Quartus
    * Digitus Quintus


Regiones Membri Inferior

    * Regio Glutalis
    * Regio Coxalis
    * Regio Femuralis
    * Regio Genus
    * Fossa Poplitea
    * Regio Cruralis
    * Regio Tarsus
    * Regio Pes


Regio Digitus pedis

    * Digitus Primus/Hallux
    * Digitus Skundus
    * Digitus Tertius/Medius
    * Digitus Quartus
    * Digitus Quintus


ARTIKULATIO

    * Artikulatio fibrosa
    * Artikulatio kartilaginosa
    * Artikulatio sinovial


Macam Sendi

    * Sendi Bidang: permukaan sendi datar atau hampir datar → artikulatio akromioklavikular
    * Sendi Hinge: sendi yg menghasilkan gerakan fleksi dan ekstensi → artikulatio cubiti
    * Sendi Plana: permukaan sendi bentuk plana → artikulatio karpometakarpalis
    * Sendi Bola dan soket: kapaut salah satu tulang masuk kedalam mangkuk tulang lainya → artikulatio coxae
    * Sendi Kondiloid: sendi yang memungkinkan gerakan lateral → artikulatio temporomandibulare
    * Sendi Pivot: sendi yg memungkinkan gerakan rotasi → artikulatio radius ulnaris


REFERENSI

   1. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC
   2. Verralis, Sylvia, 1997, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Jakarta, EGC
   3. Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia
   4. Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and Company Gienview
   5. Martini, 2001, Fundamentals of Anatomy and Physiology, Prentice Hall, New Jersey
   6. Gibson, 1995, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta, EGC
   7. Ganong, 1995, Review of Medical Physiology, Philadelphia
   8. Guyton, 1995, Tex Book of Medical Physiology, Philadelphia
   9. Watson, R., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, edisi 10, EGC, Jakarta
  10. Kahle, W., et all, 1991, Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, EGC, Jakarta
  11. Lutjen, et all, 2001, Atlas foto anatomi: struktur dan fungsi tubuh manusia, edisi 2, EGC, Jakarta.

Sumber : http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/05/anatomi-muskuloskeletal.html

PENGERTIAN DAN TUJUAN ILMU KEBIDANAN

Pengertian Ilmu Kebidanan :
Ilmu Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesa yang berbagai disiplin ilmu atau multi disiplin yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen, untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, dan bayi baru lahir. Pelayanan kebidanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan keilmiahan, filosofi dan pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketetapan dalam pemeliharaan kesehatan wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi yang mengikutsertakan keluarga dan atau orang yang berarti lainnya. Lang,1979.

Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan.

   1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
   2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg merugikan/membahayakan orang lain
   3. Menjaga privacy setiap individu
   4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
   5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya
   6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah
   7. Menghasilkan tindakan yg benar
   8. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
   9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
  10. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
  11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
  12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
  13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam organisasi profesi
  14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa disebut kode etik profesi.

Hak Kewajiban Dan Tanggungjawab Seorang Bidan
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyai kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien.
a.  Hak Pasien
     Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien/klien:

   1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau instusi pelayanan kesehatan.
   2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
   3. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi.
   4. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannya.
   5. Pasien berhak mendapatkan ;nformasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.
   6. Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses persalinan berlangsung.
   7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
   8. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak luar.
   9. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengatahuan dokter yang merawat.
  10. Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
  11. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :

    * Penyakit yang diderita
    * Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
    * Alternatif terapi lainnya
    * Prognosisnya
    * Perkiraan biaya pengobatan

    12. Pasien berhak men yetujui/mem berikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan
          dengan penyakit yang dideritanya.
    13. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan
          serta perawatan atas tanggungjawab sendiri sesuadah memperoleh informasi yang jelas tentang
          penyakitnya.
    14. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
    15. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
          mengganggu pasien lainnya.
    16. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
    17. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
    18. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal¬praktek.

b. Kewaiiban Bidan

   1. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
   2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
   3. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
   4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau keluarga.
   5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
   6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
   7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta risiko yang mungkiri dapat timbul.
   8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan dilakukan.
   9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
  10. Bidan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal.
  11. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secra timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan.

Kesimpulan
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan dan kebidanan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan/kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan atau kebidanan.

 
Blogger Templates